Direktorat Jenderal Pajak menyelenggarakan rangkaian The Second Asia Initiative Meeting bersama Tax Commissioner dan Deputy Commissioner dari 14 yuridiksi di kawasan Asia-Pasifik bertempat di Jimbaran, Bali (Rabu, 31/8).

Pertemuan tingkat tinggi yang digelar selama tiga hari sampai dengan Jumat, 2 September 2022 ini mendapatkan dukungan penuh dari empat organisasi mitra yaitu Asian Development Bank (ADB), International Finance Cooperation (IFC), Study Group on Asia-Pacific Tax Administration and Research (SGATAR), dan The World Bank yang juga mengirimkan perwakilannya dalam pertemuan ini.

Sebanyak 14 negara yang terlibat dalam pertemuan kali ini yaitu Armenia, Brunei Darussalam, Hong Kong (Republik Rakyat Tiongkok), India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Makau (Republik Rakyat Tiongkok), Maladewa, Malaysia, Mongolia, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, dan Thailand.

Wakil Menteri Keuangan Suahazil Nazara dalam sambutan pembuka virtualnya menekankan pentingnya kerja sama antarotoritas pajak untuk terus mendorong transparansi dan pertukaran informasi perpajakan. Dengan demikian, Suahazil  menyambut baik pertemuan kedua Asia Initiative ini dan mengharapkan komitmen tinggi dari para anggotanya untuk terus berkolaborasi menutup ruang penghindaran pajak.

Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo juga berkesempatan menyampaikan sambutan secara virtual. Suryo menggaris bawahi pentingnya Asia Initiative untuk mengambil peran dalam menekan capability gap  di antara anggota Asia Initative maupun di negara asia lainnya dalam hal transparansi dan EOI.

Yon Arsal, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan pajak, mewakili Suryo Utomo sebagai Chair of the Meeting dalam sambutan penutupnya menyambut baik pertemuan ini. Menurutnya, pertemuan tersebut telah menghasilkan arah yang jelas dan memberikan wawasan baru yang berharga dalam mengakselerasi agenda transparansi perpajakan di Asia.

Sebagai informasi, pertemuan ini merupakan kelanjutan dari ministerial meeting dan penandatanganan Bali Declaration pada 14 Juli silam yang menunjukkan dorongan politik dari pejabat tingkat tinggi atas agenda transparansi pajak. Dalam pertemuan ini, para peserta menyepakati program kerja yang difokuskan pada peningkatan kapasitas regional. Capacity building ini diselenggarakan untuk mengurangi gap di antara anggota Asia Initiative yang memiliki tingkat maturitas implementasi exchange of information (EOI) yang beragam.

Pada dasarnya, program kerja didasarkan pada baseline actions yang merupakan rencana aksi fundamental bagi implementasi standar transparansi perpajakan. Aksi-aksi pokok ini terdiri atas partisipasi dalam Convention on Mutual Administrative Assistance in Tax Matters, pengelolaan unit EOI yang efisien, pengawasan atas kegiatan EOI, pengukuran dampak serta manfaat dari EOI dalam memobilisasi sumber daya, serta capacity building bagi pemeriksa pajak dan analis EOI.

Di samping baseline actions tersebut, disepakati pula sejumlah complementary actions yang dapat diikuti oleh anggota secara sukarela. Complementary actions dalam program kerja mencakup pemanfaatan EOI untuk kepentingan nonperpajakan, peningkatan efektivitas pertukaran informasi rekening keuangan secara otomatis, bantuan penagihan pajak, EOI untuk Value Added Tax atau Goods and Services Tax, serta eksplorasi bentuk kooperasi administratif perpajakan lainnya. Para peserta menyambut program kerja tersebut dengan antusias.

Peserta pertemuan saling berbagi pengalaman dalam praktik-praktik yang mendukung transparansi perpajakan seperti pemanfaatan data rekening keuangan secara efektif dan implementasi voluntary disclosure programme dalam kaitannya dengan pertukaran informasi secara otomatis. Selain itu, peserta juga terlibat dalam diskusi yang interaktif mengenai pentingnya informasi beneficial ownership serta strategi implementasi EOI yang efektif.

Pertemuan Asia Initiative selanjutnya akan diadakan di Sevilla, Spanyol pada 8 November 2022 mendatang sebagai rangkaian Plenary Meeting of the Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes untuk membahas progres dari Asia Initiative. Selain itu, India selaku chair Asia Intiative tahun 2023 telah menyatakan bersedia menyelenggarakan dua kegiatan pelatihan di bulan Februari dan September 2023.

Asia Initiative merupakan platform yang diharapkan akan mendorong agenda transparansi perpajakan dan EOI untuk memerangi penghindaran pajak dan aliran keuangan gelap (illicit financial flows) di kawasan Asia.  

 

Pewarta: Halida An Nabila
Kontributor Foto: Dokumentasi Dit.P2Humas
Editor: Arif Miftahur Rozaq