Pagi itu 27 Oktober 2025, di Aula Kenawa di KPP Pratama Sumbawa Besar, kami menghadirkan secara daring tokoh inspiratif kelahiran Sumbawa. Ia adalah Gatot Subroto, S.Sos., M.Sc., Ph.D.—putra daerah Tana Samawa yang menapaki kariernya di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Dengan tersenyum, Gatot membuka sesi motivasi bertajuk “Self-Project for Self-Development”, yang merupakan bagian dari program Inklusi Kesadaran Pajak yang digelar KPP Pratama Sumbawa Besar. Kata-kata pertamanya sederhana namun langsung memantik semangat para siswa.
“Jangan batasi tantanganmu, tapi tantang batas dirimu.”
Para siswa, sebagian masih duduk tegak, sebagian lain mencondongkan badan ke depan, memahami setiap kata yang keluar dari mulut Gatot. Mereka tidak hanya mendengar, tapi benar-benar larut dalam kisah hidup Gatot, dari masa kecilnya di Sumbawa, menuntut ilmu hingga ke University College London, Inggris, hingga menorehkan berbagai prestasi membanggakan, termasuk Satya Lencana XX 2024 dari Presiden RI dan pernah dijamu langsung oleh Raja Charles III di Tahun 2023.
Dalam sesi ini, Gatot menekankan tiga kunci utama untuk mencapai kesuksesan: pertama, menantang batas diri sendiri; kedua, berhenti menyabotase diri sendiri; dan ketiga, tidak terlalu fokus pada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Untuk menjelaskan konsep ini, Gatot menggunakan pendekatan saintifik. Ia menjabarkan matriks kesuksesan dengan simbol-simbol fisika: Alpha sebagai titik awal, Lambda untuk proses, Delta untuk perubahan dan peningkatan, Sigma untuk akumulasi, dan Omega sebagai pencapaian.
“Kesuksesan itu relatif,” ujar Gatot sambil tersenyum. Ia mengingatkan para siswa bahwa kesuksesan bukan tentang menyaingi orang lain, melainkan tentang menjadi versi terbaik dari diri sendiri hari ini dibandingkan dengan kemarin. “Yang penting, kamu terus tumbuh,” tambahnya.
Analogi Pendaki
Ia kemudian membuat analogi mendaki gunung untuk menjelaskan perjalanan hidup dan karier. Gatot menjelaskan bahwa pengejar sukses terbagi menjadi tiga tipe: The Quitter, yang menyerah sebelum mulai; The Camper, yang merasa puas dengan sedikit pencapaian dan berhenti; dan The Climber, yang terus menanjak, haus ilmu dan pengalaman, serta tak gentar menghadapi tantangan. Gatot menekankan, hanya mereka yang menjadi Climber yang mampu mencapai puncak sejati.
Sesi motivasi itu bukan sekadar inspirasi pribadi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Inklusi Kesadaran Pajak yang digagas KPP Pratama Sumbawa Besar. Novie Kusumawati, Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Sumbawa Besar, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah menanamkan nilai-nilai kepatuhan pajak sejak dini.
“Kami ingin pajak tidak hanya dipahami sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian dan gotong-royong. Melalui kisah nyata putra daerah yang sukses, kami berharap siswa percaya bahwa siapa pun bisa berhasil jika mau berusaha,” ujarnya.
Kesadaran pajak, menurut Novie, harus ditanamkan sejak usia sekolah. Tidak hanya soal membayar pajak, tetapi juga memahami bahwa setiap kontribusi kecil yang dilakukan warga negara berperan dalam pembangunan negeri. Dalam kegiatan ini, Gatot juga menyinggung pentingnya integritas dan disiplin, nilai-nilai yang tidak hanya relevan bagi dunia pajak, tetapi juga bagi kehidupan sehari-hari.
Penyuluh KPP Pratama Sumbawa Besar, Danang Teguh Prayitno dan Triana Aulia Safitri, menambahkan bahwa membayar pajak bukan sekadar kewajiban administratif. “Setiap rupiah yang dibayarkan adalah bagian dari pembangunan fasilitas publik, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang akan dinikmati semua orang. Kesadaran ini harus muncul sejak dini agar tumbuh rasa tanggung jawab sosial,” jelas mereka.
Suasana aula semakin hidup ketika sesi motivasi berlanjut ke sesi interaktif. Siswa diajak menjawab pertanyaan seputar motivasi, pengembangan diri, dan kesadaran pajak dalam quiz challenge. Tawa, sorak, dan tepuk tangan terdengar bergemuruh saat para siswa berlomba menunjukkan pengetahuan dan keberanian mereka. Beberapa siswa tampak masih merenung, sementara yang lain sibuk menuliskan catatan inspiratif.
Lebih dari sekadar kegiatan belajar, momen ini menjadi refleksi bagi siswa: setiap langkah kecil yang diambil hari ini, akan menentukan pencapaian di masa depan. Gatot menekankan bahwa sukses bukan tentang hasil instan, melainkan akumulasi dari langkah-langkah konsisten dan tekad yang kuat. “Mulailah dari hal kecil, tapi lakukan dengan konsisten. Jangan takut salah atau gagal, karena proses itu yang akan membentuk dirimu,” kata Gatot.
Di balik layar, KPP Pratama Sumbawa Besar telah berhasil menyalurkan dua pesan penting sekaligus: menumbuhkan semangat untuk mengembangkan diri sendiri dan menanamkan kesadaran akan kewajiban sebagai warga negara. Gatot tidak hanya membagikan cerita sukses, tetapi juga menjadi cermin bagi generasi muda untuk melihat potensi diri mereka sendiri.
Ketika kegiatan usai dan siswa mulai meninggalkan aula, mereka tersenyum. Beberapa menunduk menulis catatan, beberapa lain berbincang antusias tentang apa yang baru saja mereka pelajari. Di hati para siswa, benih impian dan kesadaran mulai tumbuh: belajar, bermimpi besar, dan berkontribusi bagi negara adalah tiga hal yang saling terkait, tidak bisa dipisahkan.
Gatot Subroto, seorang putra daerah yang telah menembus batas, meninggalkan pesan sederhana namun kuat: untuk menjadi Climber dalam hidup, kita harus berani memulai, terus menanjak, dan tidak gentar menghadapi tantangan. Ia membuktikan bahwa keberhasilan bukan sekadar soal bakat atau keberuntungan, melainkan hasil dari tekad, disiplin, dan kesadaran terhadap tanggung jawab sosial.
| Pewarta: Dinni Syalsabila Safira |
| Kontributor Foto: Dinni Syalsabila Safira |
| Editor: |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 15 kali dilihat