"Apa hubungan antara guru dan pajak?" tanya Account Representative Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa Besar Onang Sadino, saat menyampaikan materi Pajak Bertutur kepada siswa kelas 12 SMK Negeri 1 Sumbawa (Jumat, 22/11). "Gajinya dipotong untuk bayar pajak," celetuk seorang murid yang kontan bikin suasana jadi segar. Secara terpisah di lain tempat, salah seorang siswa SMP Negeri 1 Labuhan Badas berujar, “Kalau tidak ada pajak, guru kita tidak digaji.” Jawaban para siswa tersebut memang tidak salah, karena sebagai tulang punggung APBN, sebagian dana pajak digunakan di sektor pendidikan.

Namun, jika kita telisik lebih jauh, eratnya hubungan antara pajak dan guru memang begitu nyata. Pajak dan guru sangat penting untuk keberlangsungan suatu bangsa. Pajak merupakan tulang punggung pendanaan dalam rangka pembangunan. Sekitar 82,5% APBN ditopang dari penerimaan pajak. Sementara itu, guru memiliki andil besar dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, generasi penerus yang berilmu dan berprestasi. Pada gilirannya, SDM unggul ini akan berkontribusi kepada negara, baik secara langsung melalui keahlian mereka di masing-masing bidang, maupun secara tak langsung dengan bersumbangsih membayar pajak.

Pajak Bertutur, program inklusi pajak ini dilaksanakan KPP Pratama Sumbawa Besar diadakan di SMK Negeri 1 Sumbawa (sekitar 80 siswa peserta), SMP Negeri 1 Labuhan Badas (sekira 50 pelajar peserta), dan SD Negeri Lempeh (kira-kira 40 murid partisipan). Tema tahun ini adalah “Guru, Baktimu Tiada Tara”. Hal ini sangat relevan karena kita akan memperingati Hari Guru pada 25 November. Oleh karena itu, dalam sambutannya di SMK Negeri 1 Sumbawa, Kepala KPP Pratama Sumbawa Besar Mokh. Solikhun mengajak para audiens untuk menyanyikan Hymne Guru.

Acara pun mengalir dengan penuh interaksi dan seru karena Tim Pajak Bertutur juga mengajak para siswa bermain game. "Materinya mudah dipahami, tidak monoton, dan acaranya asyik," ungkap Tariza dari jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Sumbawa saat memberikan pesan dan kesan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Arief Rahman menyatakan bahwa pemilihan siswa kelas 12 sebagai audiens sangat tepat. "Mereka sudah berusia 17 tahun dan sebentar lagi akan melekat kewajiban perpajakan pada mereka jika sudah berpenghasilan," ungkap Arief Rahman.

Kepala SMP Negeri 1 Labuhan Badas Sri Irianti menyampaikan rasa terima kasihnya karena mendapatkan kesempatan dikunjungi Tim KPP Pratama Sumbawa Besar untuk pertama kali. “Kami juga berterima kasih karena telah mengapresiasi para guru. Program ini sangat berguna dalam memberikan kesadaran perpajakan kepada para murid dan guru,” tuturnya.

Kepala SD Negeri Lempeh Rabuna mengingatkan para siswa bahwa pajak sangat bermanfaat bagi negara. “Oleh karena itu, kalau besar nanti, kalian harus bayar pajak, ya,” ujar Rabuna penuh semangat meski minggu depan akan pensiun. Serasa belum puas di akhir acara, para murid SD pun berkata, “Besok ke sini lagi ya, Kak.”