Penyuluh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Poso menyelenggarakan acara Tax Goes to School (TGTS) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bungku, Morowali, Sulawesi Tengah (Kamis, 6/6). Acara ini dihadiri oleh empat puluh siswa-siswi sekolah tersebut. Adapun fokus utama acara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pajak kepada siswa-siswi yang merupakan generasi emas bangsa sehingga bisa menjadi warga negara yang taat pajak di kemudian hari.
Pelaksana Seksi Pelayanan, Nabella Putri Lestari yang menjadi pemandu acara memulai acara dengan mengenalkan tema TGTS kali ini, yaitu “Generasi Muda Sadar Pajak”. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Hery Tri Setiyo. Hery mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menyiapkan acara tersebut.
“Acara ini memiliki misi besar, yaitu bagaimana anak-anak menjadi sadar dan cerdas tentang bagaimana pentingnya pajak,” tutur Hery.
Senada dengan Hery, Kepala Seksi Pelayanan Singgih Hadi Prasojo menyampaikan bahwa kesadaran pajak merupakan hal yang penting.
“Kesadaran itu penting, kalau dari awal sudah sadar maka ke depannya bisa meminimalisir adanya sanksi dan pemeriksaan,” tutur Singgih. "Siswa-siswi SMA ini", lanjut Singgih, "Telah berada di pintu gerbang untuk meninggalkan fase anak-anak menuju dewasa. Setelah sambutan." Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat penghargaan dari KPP Pratama Poso kepada SMAN 1 Bungku.
Selanjutnya, penyampaian materi mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan manfaat pajak kehidupan sehari-hari dikupas tuntas oleh Penyuluh Pajak Nur Afni yang menyampaikan bahwa penerimaan pajak merupakan sumber terbesar dari pendapatan negara dengan persentase lebih dari delapan puluh persen.
“Ibarat kandungan air dalam tubuh manusia, pajak sangat penting untuk menopang penerimaan,” jelas Afni. Kemudian, Afni menjelaksan bahwa penerimaan pajak adalah tulang punggung pembangunan negara. setelah menyimak materi, para siswa-siswi dengan antusias memberikan pertanyaan kepada Afni.
Sakir Mahmid, salah satu siswa bertanya terkait apa saja yang termasuk penerimaan pajak. Afni menjawab bahwa penerimaan pajak bukan hanya dari gaji melainkan dari jasa persewaan, penjualan barang dan jasa, bea dan cukai, pariwisata serta yang lainnya. Kemudian, peserta yang lain Zahra Anugerah turut melemparkan pertanyaannya.
“Di Negara Qatar, Bahrain, UEA, dan Oman tidak dipungut pajak, mengapa Indonesia tidak seperti itu Kak?” tanya Zahra.
Menanggapi pertanyaan Zahra, Afni menuturkan bahwa pajak di Qatar dan Oman pajak memang sangat kecil karena mengandalkan ekspor gas alam yang merupakan terbesar sedunia, sedangakan Bahrain dan UEA mengenakan pajak yang tinggi untuk perusahaan minyak dan gas alam. Di Qatar, Oman, Bahrain, dan UEA tidak mengenakan pajak pada individu yang bekerja di sana.
Afni melanjutkan bahwa Indonesia belum memiliki pemasukan yang seperti itu sehingga pemerintah menghimpun pajak dari individu bekerja yang penghasilannya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan digunakan untuk kepentingan rakyat dalam bentuk pembangunan fisik dan non-fisik. Setelah sesi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan games Kahoot berupa post test dan games kelompok pengisian Teka-Teki Silang (TTS).
Mengakhiri sesi acara, salah satu peserta Ribka Agustinus menyampaikan kesannya.
“Acara TGTS sangat seru dan menambah wawasan bagi kami tentang apa itu pajak dan manfaatnya agar kami bisa menjadi warga taat pajak,” ucap Ribka.
Pewarta: Nabella Putri Lestari |
Kontributor Foto: Dewa Ardiansyah |
Editor: Syafa'at Sidiq Ramadhan |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 26 kali dilihat