Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) resmi merilis daftar sepuluh pemenang dalam Lomba Menulis Artikel Pajak: Sumpah Pemuda untuk Hari Ini di situs resminya, cita.or.id serta instagram @cita_risetfiskal (Rabu, 23/10). Admin dari CITA memberikan ucapan selamat kepada para pemenang secara langsung melalui kolom komentar pada pengumuman tersebut.

Salah satu pemenangnya adalah Wahyu Eka Nurisdiyanto, pelaksana Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jombang. Wahyu berhasil menduduki posisi juara harapan ketujuh pada lomba tersebut dengan judul artikel “Menilik Masa Depan DJP sebagai Otoritas Pajak yang Independen”.

Lomba penulisan artikel pajak tersebut memang sengaja digagas oleh CITA dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2019. Sejak lomba dibuka pada 11 September 2019 hingga ditutup pada 16 Oktober 2019, panitia menerima sekitar 224 naskah. Berdasarkan keterangan dari panitia, peserta lomba kali ini amat bervariasi, berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia serta beragam latar belakang dan profesi.

Selama jangka waktu itu pula, panitia dan dewan juri yang diisi oleh Yustinus Prastowo (Direktur Eksekutif CITA), Arifin Rosyid (Kepala Seksi Dampak Kebijakan Perpajakan, Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan­ – DJP), serta Her Suharyanto (Trainer Penulisan) bekerja menyeleksi naskah-naskah yang masuk dan berembuk untuk menentukan para pemenang.

Wahyu menuturkan bahwa untuk memaknai Hari Sumpah Pemuda yang sebenarnya adalah dengan diwujudkan lewat semangat berkarya dan berprestasi. “Sumpah pemuda telah berusia lebih dari 90 tahun. Semangat kebangsaan yang usianya semakin mendekati seabad itu tak boleh kita biarkan tinggal diam di museum saja. Sejatinya, pajak memiliki peran penting dalam mendaratkan semangat tersebut. Di tengah arus globalisasi yang kian tak terbendung, pajak lebih dari sekadar kewajiban belaka. Pajak merupakan salah satu wujud paling konkret dari apa yang kerap kita sebut sebagai nasionalisme, cinta tanah air, atau semacamnya. Nasionalisme atau sikap cinta tanah air tidak selalu diartikan dengan memuja-muja bangsa dan negara ini, namun jauh lebih tepat dengan menyumbangkan gagasan-gagasan segar yang berguna demi kemajuan pembangunan negeri ini. Maka dari itu, saya memilih subtema reformasi perpajakan dan tantangannya dalam penulisan artikel pada lomba tersebut,” ungkapnya.