IGAN Metta Kurnia, Selamat Jalan Sahabat

Oleh: Suyani, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 (Senin, 29/10) masih menyisakan pedih di hati keluarga besar Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Masih teringat jelas, hari masih pagi ketika sebagian pegawai Kemenkeu mulai beraktifitas setelah dua hari sebelumnya menikmati hari libur bersama keluarga. Berita pesawat Lion Air jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang hilang kontak sontak menyedot perhatian semua kalangan.
Tak terkecuali dengan kami. Salah satu sahabat kami di sebuah grup WA merupakan pegawai di KPP Pratama Pangkalpinang, IGAN Metta Kurnia. Grup menjadi ramai dengan menanyakan keberadaan dan kabar Mbak Metta, begitu ia biasa dipanggil. Last seen di layar wa-nya terlihat pukul 05.40 AM. Beberapa teman mencoba menghubunginya via handphone. Hasilnya menyatakan belum ada kepastian keberadaan dan kondisi ibu tiga orang anak ini. Hati risau dan spontan doa terpanjat agar Mbak Metta dalam kondisi sehat, selamat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar bahwa Basarnas memastikan pesawat tersebut jatuh di perairan sekitar Karawang, Jawa Barat. Air mata sontak berurai, tangis terpecah. Sebagian masih berharap ada keajaiban. Berharap Mbak Metta, penumpang, dan kru pesawat nahas tersebut selamat. Ketika beredar kabar via pesan berantai bahwa Mbak Metta selamat, ada secercah harapan muncul. Akan tetapi, hati kami menangis kembali ketika mendapati kenyataan bahwa pesan berantai tersebut ternyata hanya sebuah ungkapan harapan dan doa untuknya, bukan informasi kondisi terkininya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, semua milik Allah SWT dan akan kembali pada-Nya. IGAN Metta Kurnia dan 20 pegawai Kemenkeu lainnya menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Sosok yang Tegas dan Cekatan
Saya mengenal IGAN Metta Kurnia ketika sama-sama bertugas sebagai pelaksana di KPP Badan dan Orang Asing Dua (KPP Migas-sekarang) pada tahun 2004. Kemudian kami berpisah karena Mbak Metta diangkat sebagai Account Representative di KPP Pratama Tanah Abang. Saya sendiri pindah ke KPP Pratama Kebayoran Baru Dua. Kami bertemu kembali pada tahun 2011 ketika sama-sama bertugas sebagai Account Representative di KPP PMA Dua. Berbeda dengan di KPP sebelumnya yang berbeda lantai, kali ini ruangan kami bersebelahan. Saya di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, sedangkan Mbak Metta di Seksi Pengawasan dan Konsultasi III. Menempati lantai dan ruangan yang sama, membuat saya lebih akrab mengenali sosok anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.
IGAN Metta Kurnia adalah sosok tegas dan cekatan. Dalam beberapa agenda kegiatan yang diselenggarakan kantor, ia tampil sebagai sosok leader bagi teman-temannya. Dalam acara sosialisasi atau penyuluhan perpajakan misalnya. Ia dengan cekatan menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari pemilihan menu konsumsi untuk peserta sosialisasi, pemilihan seragam beserta aksesoris panitia dan urusan-urusan printhilan lainnya. Pada setiap kesempatan coffee morning yang diselenggarakan setiap bulan, ia akan antusias menyiapkan persembahan performance AR, mulai dari tema, kostum bahkan sebagai aktor performance tersebut.
Pada sebuah kegiatan bedah profile wajib pajak yang merupakan kegiatan rutin mingguan di KPP PMA Dua kala itu, ia menampilkan profile wajib pajak dengan cermat dan cemerlang. Profile wajib pajak dengan gamblang dipresentasikannya secara lugas. Karena kecermatannya pula, jika ada klien yang bertele-tele, ia tak segan untuk bersikap tegas.
Tak heran berkat kecekatan dan ketegasannya tersebut, IGAN Metta Kurnia tak lama kemudian berpindah tugas sebagai Account Representative di KPP Wajib Pajak Besar. Tentunya, tak sembarang orang bisa menjadi bagian KPP dengan target penerimaan pajak terbesar ini.
Sosok Ibu Bekerja yang Tangguh
Kepindahan IGAN Metta Kurnia tak membuat kami terputus kontak. Kesempatan bercengkrama dan bersilaturahmi masih berlanjut melalui sebuah grup wa. Ia pernah mengabari kami tentang keberadaannya di gedung parlemen walaupun malam sudah menjelang. Saat itu sedang hangat berita merger beberapa perusahaan berplat merah. Walaupun tak ikut rapat dengan anggota dewan, sebagai AR salah satu perusahaan plat merah yang merger tersebut, ia diharuskan untuk stand by di gedung parlemen tersebut sampai rapat selesai.
Sebagai wanita bekerja yang juga berperan sebagai seorang istri dan ibu, menjalani tugas sampai malam menjelang tentu bukan perkara mudah. Tapi IGAN Metta Kurnia tak pernah menyerah. Pada beberapa kesempatan, sebagai sesama ibu bekerja, kami sering saling bertukar cerita. Bagaimana kerepotannya mengurus ketiga buah hatinya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia bercerita bahwa ada saat-saat di mana ia akan berbagi tugas dengan suaminya yang juga bekerja di Inspektorat Jenderal Kemenkeu. Kondisi ketika asisten rumah tangganya sedang ijin misalnya.
Begitu pula saat ia dipromosikan sebagai pejabat eselon IV, Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal, di KPP Pratama Pangkalpinang. Berpisah dengan keluarga dan orang-orang yang dicintainya walaupun untuk sementara waktu tentu merupakan konsekuensi pilihan yang berat. Tapi dedikasi dan rasa tanggung jawabnya pada tugas dan pekerjaan begitu besar. Jauh dari keluarga tak membuatnya lemah. Kepada kami ia tak pernah berkeluh kesah. Paling-paling ia seringkali bergurau, "Mudah-mudahan tak pakai lama ya di Pangkalpinang-nya. Habis ini ke KPP Bogor." Kami tentu saja meng-amin-kan doanya. Bogor adalah homebase-nya, rumah tempat ia rindu kembali berkumpul bersama keluarga kecilnya. Kini ia telah berpulang ke pangkuan Allah SWT, tempat berpulangnya untuk selama-lamanya.
Sahabat yang Penuh Perhatian dan Membawa Keceriaan
Di luar ketegasan dan kecekatannya, IGAN Metta Kurnia adalah sosok yang penuh perhatian kepada setiap teman-temannya. Pembawaannya yang lincah dan ceria juga menularkan aura keceriaan pada setiap kehadiran sosoknya. Tak jarang pula ia menyenangkan teman-temannya dengan membawakan oleh-oleh makanan. Asinan Bogor adalah makanan khas Bogor yang sering ia bawa untuk dinikmati bersama-sama dengan teman-teman seruangannnya.
17 November 2018 adalah tanggal dimana sedianya kami berjanji berkumpul untuk temu kangen di Kota Jogyakarta. Ia begitu antusias menyambutnya. Kami tak sabar menantinya. Ada pesan Mbak Metta yang masih terngiang sampai saat ini tentang tips memperoleh izin dari suami agar diperbolehkan ikut acara temu kangen kami. “Sebulan ini bermanis-manis dulu lah sama suami," begitu candanya. Tentu saja ia hanya bercanda. Ia adalah sosok istri yang selalu menghormati dan sangat mencintai suaminya.
IGAN Metta Kurnia, kami menjadi saksi bahwa engkau adalah orang baik. Kenangan bersamamu selalu tentang kegembiraan dan kebahagiaan. Kini engkau telah kembali ke pangkuan Ilahi. Semoga kepergianmu kali ini merupakan awal kebahagiaanmu disisi-Nya. Selamat jalan sahabat... (*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
- 123 kali dilihat