Semangat Anthony Sinisuka Ginting Saat Berlaga di Asian Games 2018 (Dokumentasi Foto Ditjen Pajak)

Oleh: Rifky Bagas Nugrahanto, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Perhelatan besar Asian Games 2018 merupakan momentum besar yang diterima Indonesia sebagai tuan rumah acara besar tersebut. Dunia menganggap Indonesia merupakan negara di benua Asia yang tergolong aman dengan tingkat kejahatan terorisme yang kecil. Selain dari segi keamanan, Indonesia dianggap memiliki ekonomi yang sangat stabil dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara yang ekonominya saat ini melemah, seperti Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Kebutuhan anggaran yang besar dalam penyelenggaran Asian Games 2018 yaitu sekitar 30 triliun rupiah sesuai data INASGOC, yang mencakup perbaikan infrastruktur arena pertandingan hingga transportasi, dapat dipenuhi oleh Indonesia.

Terlebih tingginya antusias penonton olahraga di Indonesia yang sangat luar biasa, hal ini berdasarkan data yang diambil dari Olimpic Council Asia (OCA). Antusias masyarakat terbukti dengan maraknya tagar di media sosial untuk dukung atlet-atlet Indonesia dan penuhnya penonton di arena bertanding Asian Games 2018 yang ingin mendukung langsung atlet kebanggaan mereka. Hal ini tidak terlepas dari sinergi instansi pemerintah dan pihak eksternal yang ikut mempromosikan dan ikut serta menjadi sponsorship untuk dapat menyukseskan Asian Games 2018. Semua itu membuktikan rasa cinta tanah air masyarakat Indonesia.

Rasa cinta tanah air masyarakat juga dibuktikan dengan semakin meningkatnya kesadaran membayar pajak, demi mendukung pembangunan infastruktur di Indonesia, termasuk juga pembangunan infrastruktur Asian Games 2018. Dijelaskan sesuai data APBN KITA (Kinerja dan Fakta) edisi bulan Agustus 2018, realisasi penerimaan pajak untuk periode Januari s.d. Juli 2018 tercatat sebesar Rp687,17 triliun. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, capaian ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,36 persen secara year-on-year. Apabila penerimaan uang tebusan dari program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty/TA) yang sifatnya tidak berulang (one-off) selama bulan Januari-Maret 2017 sebesar Rp12,03 triliun tidak dimasukkan dalam perhitungan pertumbuhan, realisasi penerimaan periode Januari s.d Juli 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 16,69 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017.

Dukungan ini seperti gayung yang bersambut. Dalam kurun waktu delapan hari penyelenggaraan Asian Games 2018, Indonesia telah mengumpulkan 12 medali emas, 13 perak dan 25 perunggu. Ini perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games, lebih banyak dari saat Indonesia menjadi tuan rumah pertama kali pada 56 tahun yang lampau. Semua ini terasa seperti momen kebangkitan yang menjadi kenyataan. Kebangkitan perekonomian yang didukung masyarakat lewat membayar pajak yang dipergunakan secara bijak dan profesional, salah satunya untuk membiayai perhelatan besar Asian Games 2018.

Kebangkitan juga bukan hanya mengenai perekonomian. Momen cidera yang dialami Anthony Sinisuka Ginting, salah satu bulutangkis terbaik Indonesia, saat berlaga di cabang olahraga bulutangkis beregu putra, tidak membuatnya menyerah. Saat detik-detik penentuan melawan Shi Yuqi, pembulu tangkis asal negara tirai bambu di pertandingan final, rasa sakit atas cidera kakinya, tidak menghentikan semangatnya untuk terus berjuang demi Indonesia. Walaupun akhirnya dirinya harus merelakan kemenangan untuk negara Cina, sehingga harus berpuas diri memperoleh medali perak untuk cabang bulutangkis pria beregu.

Namun, semua itu dibalas dengan performa yang optimal yang ditunjukkan Anthony Sinisuka Ginting saat berlaga kejuaraan bulutangkis tunggal putra, pada perempat final melawan Chen Long dari Cina. Mencoba bangkit dari keterpurukan atas permainan atas cidera terdahulu, dibuktikan oleh Anthony dengan berhasil mengalahkan Chen Long dua set berturut-turut. Ini seperti kebangkitan mental seluruh warga negara Indonesia untuk selalu memberikan yang terbaik, walaupun sempat mengalami kegagalan. Sehingga dalam momen Asian Games ini, terlihat seluruh elemen masyarakat dipersatukan dalam jiwa kesatuan NKRI. Dengan terciptanya kebangkitan mental dan ekonomi yang ditunjukkan para atlet dan masyarakat, salah satunya dengan berkontribusi lewat pajak, yang semua ini menjadi pondasi kuat akan rasa cinta tanah air untuk Indonesia.(*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.