Inklusi Pajak, Ciptakan Pahlawan Masa Kini yang Paham Pajak

Oleh: Afri Syahputra, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Membangun kesadaran pajak tidaklah mudah dan cepat seperti membalik telapak tangan. Kesadaran pajak memang harus disemaikan sejak dini agar terus berkembang dari masa ke masa. Berpotret dari sebuah tatanan bangsa yang majemuk, sudah seharusnya masyarakat Indonesia yang beragam sosial dan budaya mampu mengikuti perkembangan pembangunan dan pengetahuan yang semakin maju. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya inilah yang seyogyanya menjadi letak dasar pemahaman setiap warga tentang kewajiban yang dipikulnya. Sementara, perkembangan pengetahuan menuntut setiap warga untuk memahami dan menyadari bahwa ada kewajiban yang melekat di pundaknya.
Pengetahuan tentang pajak inilah yang menyadarkan sisi logis pikiran kita bahwa ada bagian dari apa yang kita punya ternyata harus diserahkan secara sukarela kepada negara. Perlu kita ketahui bahwa kesadaran merupakan suatu keadaan mengerti atau mengetahui. Dalam hal ini kesadaran wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak mengerti atau mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya. Begitu sederhananya arti kesadaran itu, namun mengapa membuatnya tergugah itu sulit?. Jadi, perlu pembauran seksama dengan bentuk inklusi dan kerja sama, memasukkan pajak dalam kurikulum pelajaran yang nantinya akan mengawali kesadaran pajak bagi peserta didik dan praktisi pendidikan untuk masa keemasan Indonesia.
Ada satu ungkapan tentang kesadaran ini, bahkan kita bisa mulai dari diri sendiri, “Mencapai kesadaran ini tampaknya merupakan sesuatu yg sederhana, padahal itu sama sekali tidak mudah. Menjadi sadar amatlah berbeda dengan menjadi tahu. Menjadi sadar memiliki kekuatan yg jauh lebih dahsyat daripada menjadi tahu. Begitu anda menyadari segala sesuatu. Anda akan terbagun dan mata anda akan terbuka, dan anda akan mengalami sebuah perubahan paradigma yg dahsyat, sebuah lompatan spritual yang menjelma dalam diri anda.” Bagaimana dengan Inklusi Pajak ini? Apakah ia berakhir tanpa makna atau ia jadi budaya andalan bangsa. Sudah saatnya kita mentransformasikan diri menjadi Pahlawan Masa Kini yang paham pajak.
Pahlawan tidak hanya harus mengangkat senjata melawan penjajah dan berlumuran darah hasil perjuangan. Namun pahlawan masa kini saatnya menunjukkan peran berbagi untuk negeri, memberi yang terbaik bagi pembangunan bangsa melalui pajak dengan menjalankan kewajiban dengan baik dan benar. Tidak ada orang miskin bayar pajak, namun sebaliknya bayar pajak mengayakan anda, buktinya apa? yang anda usahakan hari ini ternyata semakin berkembang dan tetap berdiri tegak hingga saat ini dan itu adalah kenyataan.
Tak mudah untuk paham, namun jika kita sadar dan mengerti seiring waktu berjalan, kita akan mulai paham bahwa ada saatnya untuk menyadarkan diri anda, orang di sekitar anda, atau masyarakat di bawah pimpinan ada untuk bahu-membahu menyukseskan inklusi pajak ini sehingga menjadi budaya andalan bangsa Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, ternyata DJP kini menjadi institusi yang mengambil peran penting dalam penerapan inklusi kesadaran pajak. Tak hanya itu, DJP pun turut andil dan terjun ke semua lini masyarakat untuk memberitakan dan memberikan paham bahwa sudah saatnya rakyat Indonesia tahu tentang pajak itu apa, terutama bagi peserta didik dan praktisi pendidikan. Ayo! bangun kesadaran diri, sadar akan kewajiban pajak yang sudah digariskan, karena pajak apa pun itu urat nadi pembangunan bangsa ini. Maka, jadilah bagian dari terciptanya "Pahlawan Masa Kini" yang paham pajak.(*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
- 135 kali dilihat