Oleh: Wisnu Saka Saputra, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Indonesia sebagai negara berkembang pasti akan memprioritaskan pembangunan nasional sebagai landasan pembangunan ke depan guna mewujudkan tujuan nasional salah satunya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional.

Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju.

Di dalam pelaksanaan pembangunan tersebut tentunya membutuhkan biaya menjadi faktor krusial yang harus dipertimbangkan. Salah satu sumber pendanaan yang signifikan untuk pembangunan nasional saat ini ialah di sektor pajak. Pajak, sebagai alat pengumpulan pendapatan negara, memiliki peran penting dalam mendukung berbagai program pembangunan di berbagai sektor, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Perpajakan internasional mempunyai peran untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan mendukung transparansi dan pertukaran informasi, pertumbuhan investasi, peningkatan perdagangan, dan perlindungan industri dalam negeri. Salah satu yang terpenting dalam perpajakan internasional adalah trade openness atau keterbukaan perdagangan.

Trade Openness

Keterbukaan perdagangan, dalam konteks ekonomi, merujuk pada sejauh mana suatu negara terbuka terhadap perdagangan internasional. Konsep ini mencakup kegiatan ekspor dan impor barang serta jasa antara negara tersebut dengan negara lain di pasar internasional. Secara khusus, keterbukaan perdagangan dapat diukur dengan berbagai indikator, termasuk proporsi ekspor dan impor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau tingkat tarif perdagangan.

Keterbukaan perdagangan mencerminkan tingkat integrasi ekonomi suatu negara dengan pasar global. Negara yang sangat terbuka dalam perdagangan akan memiliki tingkat perdagangan internasional yang tinggi, baik dalam hal volume maupun nilai transaksi. Keterbukaan perdagangan sering kali dianggap sebagai indikator penting bagi kemajuan ekonomi suatu negara karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi produksi, memperluas pasar, dan meningkatkan akses terhadap teknologi dan inovasi.

Keterbukaan perdagangan memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek ekonomi suatu negara, termasuk pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi, distribusi pendapatan, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Meskipun keterbukaan perdagangan dapat memberikan manfaat dalam bentuk peluang pasar yang lebih luas dan peningkatan efisiensi ekonomi, namun juga dapat menyebabkan tantangan, seperti persaingan yang lebih ketat, dislokasi tenaga kerja, dan kerentanan terhadap perubahan pasar global.

Tax Buoyancy

Salah satu ukuran untuk melihat hubungan antara pajak dan pertumbuhan ekonomi adalah tax buoyancy. Tax buoyancy mengukur seberapa responsif pendapatan pajak suatu negara terhadap perubahan dalam pendapatan nasional atau PDB (Produk Domestik Bruto).

Tingkat kepekaan atau responsivitas penerimaan pajak terhadap pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah variabel penting dalam memproyeksikan penerimaan pajak, dan merupakan kriteria dasar untuk pajak yang baik.

Responsivitas ini diukur dengan dua konsep, elastisitas pajak yang mengukur respon otomatis penerimaan pajak terhadap perubahan basis pajaknya dan tax buoyancy yang mengukur respon penerimaan pajak terhadap perubahan pendapatan nasional, dalam hal ini Produk Domestik Bruto (PDB).

Ketika sistem pajak suatu negara memiliki tingkat tax buoyancy yang tinggi, artinya penerimaan pajak meningkat secara proporsional lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pajak tersebut efisien dalam mengumpulkan pendapatan dan mampu menanggapi secara efektif terhadap perubahan dalam aktivitas ekonomi.

Di sisi lain, jika tax buoyancy rendah, maka pertumbuhan pendapatan pajak cenderung lebih lambat daripada pertumbuhan ekonomi, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan fiskal dan mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk membiayai program-program publik dan kebutuhan pembangunan.

Tax buoyancy diukur dengan mengamati perubahan dalam penerimaan pajak relatif terhadap perubahan dalam pendapatan nasional atau PDB. Biasanya, tax buoyancy dihitung dengan rumus Perubahan dalam Penerimaan Pajak dibagi dengan Perubahan dalam Pendapatan Nasional.

Jika hasilnya lebih dari satu, maka itu menunjukkan tax buoyancy yang positif, yang berarti penerimaan pajak meningkat lebih cepat daripada pendapatan nasional. Sebaliknya, jika hasilnya kurang dari satu, maka itu menunjukkan tax buoyancy yang negatif, yang berarti penerimaan pajak meningkat lebih lambat daripada pendapatan nasional.

Tingkat tax buoyancy yang tinggi dapat mengindikasikan kesehatan fiskal yang baik dan kemampuan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sementara tax buoyancy yang rendah dapat menimbulkan masalah fiskal yang serius dan menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Hubungan

Keterbukaan perdagangan merujuk pada sejauh mana suatu negara terlibat dalam perdagangan internasional, sedangkan tax buoyancy mengukur kemampuan sistem pajak suatu negara untuk menghasilkan pendapatan yang proporsional terhadap pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara keduanya dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana integrasi ekonomi global memengaruhi sistem fiskal suatu negara.

Keterbukaan perdagangan dapat berdampak pada pendapatan pajak suatu negara. Ketika suatu negara semakin terbuka terhadap perdagangan internasional, ekspor dan impor meningkat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi biasanya akan menyebabkan peningkatan pendapatan nasional, termasuk pendapatan pajak. Oleh karena itu, dalam konteks ini, keterbukaan perdagangan dapat berkontribusi positif terhadap tax buoyancy dengan meningkatkan pendapatan pajak.

Namun, hubungan antara keterbukaan perdagangan dan tax buoyancy juga dapat lebih kompleks. Misalnya, dalam beberapa kasus, keterbukaan perdagangan dapat mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi suatu negara, dengan sebagian besar pertumbuhan ekonomi terjadi di sektor-sektor yang mungkin memiliki ketergantungan pajak yang lebih rendah atau bahkan terbebas dari pajak.

Dalam hal ini, meskipun aktivitas ekonomi meningkat, pendapatan pajak mungkin tidak mengalami pertumbuhan yang sebanding, yang dapat mengurangi tax buoyancy.

Selain itu, keterbukaan perdagangan juga dapat mempengaruhi struktur pajak suatu negara. Misalnya, dengan meningkatnya perdagangan internasional, negara mungkin cenderung untuk mengurangi tarif perdagangan dan ketergantungan pada pajak perdagangan, seperti tarif bea masuk.

Sebaliknya, negara mungkin lebih bergantung pada pajak dalam negeri, seperti pajak konsumsi atau pajak penghasilan, yang mungkin memiliki tingkat tax buoyancy yang berbeda.

Dalam konteks yang lebih luas, faktor-faktor lain seperti kebijakan fiskal, struktur ekonomi, tingkat penghindaran pajak, dan efisiensi administrasi pajak juga dapat memengaruhi hubungan antara keterbukaan perdagangan dan tax buoyancy.

Secara keseluruhan, hubungan antara keterbukaan perdagangan dan tax buoyancy merupakan area penelitian yang kompleks dan dapat bervariasi tergantung pada konteks ekonomi dan kebijakan masing-masing negara. Hubungan ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi perencanaan kebijakan fiskal dan perdagangan yang berkelanjutan dan efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.