jalan yang mulus

Oleh: Tri Juniati Andayani, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

---

Catatan Redaksi: Rubrik Esai merupakan varian baru dari rubrik Artikel, yang menampilkan opini dengan kemasan gaya bahasa yang lebih santai, ringan, luwes, dan memikat, namun cukup berbobot sebagai bahan perenungan. Selamat menikmati.

---

Pagi itu, Bapak dan Ibu mengajak saya bersepeda. Setelah pandemi Covid-19, saya memang jarang olahraga mengayuh sepeda di kampung halaman. Kali ini, saya menyerahkan rute perjalanan kepada bapak. Saya bersepeda paling belakang, ibu di tengah, dan bapak paling depan. Kami menyusuri jalan dengan area persawahan di kanan kiri. Saya menikmati pemandangan dan jalan aspal yang baru selesai diperbaiki. Nyaman, halus, dan melenakan.

Sebelah barat ada jajaran Pegunungan Menoreh yang sangat indah. Sisi barat laut ada Gunung Sumbing, sisi utara ada Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan pegunungan-pegunungan kecil di sekitarnya. Sebelah kanan dan kiri jalan terdapat area persawahan serta aliran selokan yang mengalunkan suara gemericik.

Saya perhatikan selokan itu sudah rapi dengan dipasang batu dan beton di bagian sampingnya. Saya teringat dulu waktu kecil, kanan dan kiri selokan masih berupa tanah serta rumput. Sekarang rapi dan bersih. Jalanan sudah beraspal. Terlihat hitam, masih baru. Sepertinya pengaspalan jalan belum lama. 

Pada zaman pandemi Covid-19, saya senang bersepeda sampai ke wilayah Kalibawang. Jalannya sudah mulus dan halus. Dahulu jalur sepeda ini terkenal dengan nama Jalur Luna Maya dan Nicholas Saputra karena rute itu beberapa kali mereka lewati saat bersepeda di Yogyakarta.

Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pun tidak kalah menarik. Saya kagum dengan kemajuan pembangunan infrastruktur di wilayah ini. Perkembangan sarana-prasarana meningkat pesat karena di sekitar wilayah ini tengah dibangun jalan tol yang menghubungkan Bawen dan Yogyakarta. Selain itu, jalan di wilayah ini menghubungkan antara wilayah utara Yogyakarta dengan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Banyak jalan yang diperlebar dan aspalnya diperbaiki.

Sambil mengayuh sepeda, saya bertanya ke Bapak, “Gimana, Pak, rasanya sepedaan di jalan aspal halus dan luas gini?”

“Seperti di Malioboro. Zaman Aku kecil, jalanan di sini masih tanah liat. Kemajuannya sangat luar biasa,” jawab Bapak sambil mengayuh pelan sepeda tuanya.

Ibu tak mau kalah ikut berkomentar, “Ini, kan, dibangun pakai uang pajak.”

Saya tidak pernah menyangka ibu yang hampir berusia tujuh puluh tahun berkomentar seperti itu. Saya mendadak berhenti dan mengeluarkan gawai untuk mengabadikan jalan itu. Sambil melanjutkan perjalanan dan menikmati udara segar, saya perhatikan kanan-kiri mencari informasi terkait pembangunan jalan ini.

Berdasarkan papan informasi Tim Pelaksana Kegiatan Pembangunan, terdapat beberapa ruas jalan yang dibangun dengan menggunakan Dana Bantuan Keuangan Khusus Kabupaten Sleman. Selain itu, berdasarkan informasi dari laman situs Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Sleman, ruas jalan yang kami lewati dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Sleman yang tertuang dalam Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran 2023. Ruas jalan kabupaten tersebut adalah Ruas Jalan Sumber-Kwayuhan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD memiliki arah yang sama, yaitu untuk kemakmuran rakyat. Mereka memiliki korelasi dan saling bersinergi. Jika APBD terserap dengan baik, APBN juga memiliki kinerja baik. Berdasarkan informasi dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, kinerja dan realisasi sementara APBN 2023 solid dan kredibel. Realisasi sementara belanja negara Rp3.121,9 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.240,6 triliun dan transfer ke daerah Rp881,3 triliun. Selain itu, realisasi sementara pendapatan negara Rp2.774,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan pajak Rp1.869,2 triliun, penerimaan kepabean dan cukai Rp286,2 triliun, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp605,9 triliun.

Penerimaan negara tersebut digunakan untuk perlindungan sosial, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, infrastruktur, realisasi subsidi, pemilu, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan pembangunan jalan daerah. Kementerian Keuangan juga menyatakan bahwa kinerja APBN 2023 yang baik menjadi modal dalam menyongsong pelaksanaan APBN tahun 2024.

Ketika ibu saya bilang, “Ini, kan, dibangun pakai uang pajak ... ” saya langsung teringat dengan informasi terkait Kinerja APBN 2023 yang dibagikan melalui semua saluran komunikasi Kementerian Keuangan yang saya paparkan di atas. Senang sekali rasanya uang pajak melalui APBN dan APBD digunakan untuk kemslahatan umat dan dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Semoga kedepannya, APBN dan APBD semakin baik penyerapannya dan dapat mempermudah masyarakat serta meningkatkan perekonomian Indonesia.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.