Jakarta, 30 Juni 2025 - Hingga 31 Mei 2025, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Selatan II merealisasikan penerimaan pajak neto sebesar Rp28.006.813.411.050,-. Jumlah tersebut mencapai 35,97% dari target penerimaan pajak Kanwil DJP Jakarta Selatan II tahun 2025 sebesar Rp77.867.339.976.000,-.
Berdasarkan jenis pajak, penerimaan pajak tersebut didominasi oleh PPh Non Migas dengan capaian penerimaan sebesar Rp16,02 triliun atau 38,15% dari target sebesar Rp42,01 triliun. Penerimaan pajak PPN dan PPnBM mencapai Rp10,6 triliun atau 30,05% dari target sebesar Rp35,3 triliun. Sedangkan penerimaan pajak lainnya sebesar Rp1,28 triliun atau 771,47% dari target sebesar Rp116,06 miliar.
Dari sisi sektoral, sektor perdagangan menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp10,09 triliun, disusul sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar Rp3,09 triliun, sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib sebesar Rp2,7 triliun, serta sektor jasa profesional ilmiah dan teknis sebesar Rp2,5 triliun.
Penerimaan secara kumulatif sampai dengan Mei terkontraksi sebesar -9.75% (yoy) dikarenakan masih terdampak tingginya pencairan restitusi yang terjadi pada bulan Januari, Februari, April, dan Mei, serta perlambatan ekonomi pada sektor-sektor dominan. Optimalisasi pengamanan penerimaan pajak menjadi penting melalui dua pokok kegiatan yaitu pengawasan pembayaran masa dan pengujian kepatuhan material. Kegiatan tersebut antara lain: pengawasan terhadap wajib pajak yang tumbuh dan proyeksi akan tumbuh di tahun berjalan perlu dioptimalkan; optimalisasi pengawasan pembayaran masa tahun berjalan secara tematik; dan pemeriksaan all taxes atas wajib pajak yang mengajukan restitusi dengan kondisi restitusi yang besar untuk meningkatkan refund discrepancy.
Dalam rilis konferensi pers Asset Liabilities Committee (ALCo) Regional DKI Jakarta tanggal 30 Juni 2025, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) menyampaikan bahwa kinerja APBN dan APBD melanjutkan tren surplus mencerminkan ruang fiskal yang sehat. Realisasi pendapatan APBN sebesar Rp692,05 triliun atau 38,65% dari target utamanya dikontribusikan dari sektor perpajakan sebesar Rp531,33 triliun atau 76,78% dari total pendapatan, yang melanjutkan adanya arah pembalikan berupa kenaikan penerimaan perpajakan dari beberapa bulan sebelumnya. Sedangkan realisasi pendapatan APBD sebesar Rp30,48 triliun atau 37,29% dari target utamanya dikontribusikan dari PAD. Dari sisi belanja realisasi belanja APBN sebesar Rp580,78 triliun atau 31,44% dari pagu, terdiri dari belanja pemerintah pusat yang termoderasi yoy dan Transfer ke Daerah yang menunjukkan pertumbuhan positif. Sedangkan realisasi belanja APBD sebesar Rp18,52 triliun utamanya berasal dari belanja operasi.
Situasi ekonomi saat ini menghadapi berbagai tantangan. Secara global, ketidakpastian meningkat akibat perang dagang dan perlambatan ekonomi dunia. Di tingkat nasional, tantangan yang dihadapi utamanya terkait dengan harga komoditas dan nilai tukar. Secara regional, transisi Jakarta sebagai daerah khusus dan ketimpangan pendapatan yang masih relatif tinggi merupakan tantangan yang perlu dimitigasi.
Pajak Kuat, APBN Sehat!
#PajakKitaUntukKita
- 5 kali dilihat