Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan level menteri Asia Initiative dan penandatanganan Deklarasi Bali yang digelar di Nusa Dua, Bali (Kamis, 14/7).
Selain Menteri Keuangan, kegiatan tersebut dihadiri pimpinan otoritas pajak dan perwakilan beberapa delegasi yurisdiksi Asia serta organisasi internasional sebagai partner Asia Initiative.
Pertemuan tingkat menteri ini, antara lain membahas mengenai tantangan dan manfaat dari penerapan standar pertukaran informasi (exchange of information/EOI) serta keterbukaan untuk tujuan perpajakan (tax transparency) pada yurisdiksi-yurisdiksi di kawasan Asia.
Selain itu, dukungan yang akan diberikan oleh Asia Initiative, Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes (Global Forum) dan organisasi partner dalam mendorong yurisdiksi-yurisdiksi di Asia untuk mengimplementasikan EOI dan tax transparency juga dibahas dalam diskusi level menteri ini.
Sebagai ketua pada pertemuan level menteri ini, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandangannya terkait implementasi standar EOI dan tax transparency: “Walaupun manfaat yang diterima dari implementasi EOI dan tax transparency sangat besar, namun tantangan yang dihadapi untuk mengimplementasikan juga tidak kalah besar. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan dukungan politik dari pimpinan yurisdiksi sebagai sinyal untuk mau bergabung dalam kerja sama transparansi global untuk melawan penghindaran pajak (tax evasion) dan aliran dana ilegal (illicit financial flows).”
Sri Mulyani juga menekankan bahwa apabila dukungan dari level atas telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah memberikan dukungan teknis untuk implementasi standar EOI dan tax transparency yang akan berbeda-beda tergantung dari kesiapan setiap yurisdiksi. Peran Asia Initiative sangat krusial dalam mengakselerasi agenda tax transparency dan implementasi EOI di kawasan Asia.
Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo sebagai ketua Asia Initiative menyampaikan laporan perkembangan pembentukan Asia Initiative kepada para menteri dan delegasi yang hadir. Suryo Utomo mengatakan bahwa pada tanggal 16 Februari 2022 telah dilaksanakan pertemuan Asia Initiative yang pertama di Jakarta secara hybrid dan dihadiri oleh perwakilan pimpinan otoritas pajak dari yurisdiksi Asia.
Dalam pertemuan tersebut dibahas tata kelola pembentukan Asia Initiative serta diskusi oleh pimpinan otoritas pajak terkait dengan peran EOI dalam mendukung mobilisasi sumber daya domestik domestic resource mobilisation dalam upaya pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan Deklarasi Bali yang merupakan perwujudan dukungan politik dari pemimpin yurisdiksi Asia dalam pembentukan Asia Initiative dan akselerasi agenda tax transparency di kawasan Asia.
Deklarasi Bali ditandatangani oleh 11 yurisdiksi yaitu Brunei Darussalam, Hong Kong (SAR), India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Macau (SAR), Malaysia, Maladewa, Singapura, dan Thailand. Dalam penandatanganan tersebut, selain Menteri Keuangan Indonesia, Menteri Keuangan dari India, Jepang dan Singapura turut hadir secara langsung untuk menandatangani Deklarasi Bali.
Di samping itu, hadir juga organisasi internasional yang menjadi partner Asia Initiative seperti Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Study Group on Asia-Pacific Tax Administration and Research (SGATAR) serta World Bank.
Rangkaian acara penandatanganan Deklarasi Bali ditutup dengan penyampaian kesimpulan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa Asia Initiative diharapkan dapat menjadi platform bagi yurisdiksi kawasan Asia untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman serta keahlian terkait dengan implementasi tax transparency dan implementasi EOI. Pada akhirnya diharapkan Asia Initiative dapat mendorong perwujudan tax transparency secara global yang inklusif.
Mathias Cormann, Sekretaris Jenderal OECD menyampaikan bahwa Asia Initiative ini akan memperkuat komitmen politik, menentukan prioritas regional, dan solusi khusus yang sesuai dengan tantangan di kawasan Asia. Model serupa telah sukses diaplikasikan di Afrika dan Amerika Latin. (Ed:Rz)
- 124 kali dilihat