Sebanyak 20 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Kecamatan Cicendo, Andir, Sukajadi, dan Sukasari menghadiri kegiatan Business Development Services (BDS) yang digelar oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara di Aula KPP Pratama Bandung Bojonagara, Kota Bandung (Senin, 30/6).
“BDS adalah agenda rutin tahunan KPP Pratama Bandung Bojonagara yang merupakan salah satu bentuk edukasi melalui pihak ketiga yang digabungkan dengan layanan pengembangan usaha bagi para pelaku UMKM,” ujar Kepala KPP Pratama Bandung Bojonagara, T.B. Sofiuddin, dalam sambutannya di awal acara.
T.B. Sofiuddin juga menyampaikan maksud utama dari BDS yaitu sebagai upaya pembinaan dan pengawasan wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan dan penerimaan perpajakan serta mendukung kegiatan sinergi pemberdayaan UMKM.
Kegiatan BDS kali ini menghadirkan Perry Tristianto Tedja sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Perry menyampaikan bahwa kesuksesan usaha tidak hanya bergantung pada produk yang dijual, namun juga pada cara kita melayani pelanggan. “Pelayanan adalah yang utama, dalam hal sekecil apapun. Misalnya kita membiasakan menyapa dengan ramah seperti ‘kakak cantik mau pesan apa?’ Itu sudah jadi nilai jual yang sangat besar,” ungkapnya sambil menekankan pentingnya tata krama, manner, dan hospitality dalam bisnis.
Perry juga menambahkan bahwa sebuah usaha perlu memiliki identitas kuat, salah satunya dengan menciptakan maskot sebagai simbol usaha. “Cari tokoh untuk dijadikan maskot agar melekat di hati konsumen,” ujarnya.
Selain itu, Perry menekankan pentingnya menentukan segmen pasar yang sesuai dan menetapkan harga berdasarkan target pasar tersebut. Menurutnya, barang yang sama dapat dijual dengan harga berbeda tergantung segmen pasar yang dituju. “Contohnya tahu bulat dijual Rp10.000 di pinggir jalan, tapi kalau dijual di restoran bisa Rp20.000 karena sudah beda konsep,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Perry membagikan pengalamannya bahwa ketika penjualan mulai menurun, pengusaha perlu berinovasi namun tetap mempertahankan konsep original yang menjadi "ruh" dari usaha tersebut. Lebih lanjut, Perry berpesan agar para pelaku UMKM dapat menjaga hubungan baik serta berbagi rezeki dengan orang sekitar.
Menurut Perry, setiap usaha perlu memiliki satu menu andalan yang membuat pelanggan rela datang berkali-kali, serta menciptakan konsep unik yang berbeda dengan pesaing. “Jangan perang sama pesaing, tapi lengkapi pesaing. Kalau di sebelah ada tukang soto, jangan jual soto lagi. Jual dessert atau minuman,” ujarnya memberi contoh.
Terakhir, Perry mengingatkan bahwa UMKM harus berani turun ke lapangan dan memulai usaha dengan memperhitungkan dana cadangan yang cukup agar tidak kesulitan jika mengalami kerugian. “Jangan takut gagal. Gagal itu biasa, tapi bangkit itu luar biasa,” tutupnya memotivasi.
Pewarta: Imara Nurul Anisa |
Kontributor Foto: Iman Permana Ardi Kelana |
Editor: |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 3 kali dilihat