Kementerian Keuangan Satu Regional Jawa Barat menyelenggarakan Konferensi Pers APBN di Gedung GKN Bandung, Kota Bandung (Rabu, 2/7).
Dihadiri pimpinan unit Kementerian Keuangan se-Jawa Barat, disampaikan bahwa perekonomian Jawa Barat tetap tumbuh positif dengan laju 4,98% (yoy). Inflasi Mei 2025 tercatat rendah di angka 1,47% (yoy), dengan penyumbang utama inflasi berasal dari komoditas, seperti emas perhiasan, kopi bubuk, beras, minyak goreng, dan sigaret kretek mesin.
Kinerja perdagangan luar negeri juga menunjukkan sinyal positif. Neraca perdagangan Jawa Barat pada April 2025 mencatat surplus USD1,72 miliar, dengan nilai ekspor USD 2,76 miliar dan impor USD 1,04 miliar. Surplus perdagangan nonmigas Januari–April 2025 dengan Amerika Serikat mencapai USD 1,77 miliar, meskipun defisit masih tercatat dengan Tiongkok dan Taiwan.
Di sisi fiskal, hingga 31 Mei 2025, pendapatan APBN di Jawa Barat tercatat Rp56,16 triliun (34,63% dari target), sedangkan belanja negara mencapai Rp44,37 triliun (37,59% dari pagu), menghasilkan surplus regional sebesar Rp11,79 triliun. Penerimaan perpajakan tumbuh 2,50% (yoy), ditopang kinerja positif pajak dalam negeri, sementara PBB dan bea masuk terkontraksi karena faktor kebijakan dan penurunan aktivitas impor.
Kanwil DJP Jawa Barat II mencatat penerimaan neto Rp17,09 triliun (35% target) dengan pertumbuhan 10,2% (yoy). Penyaluran kredit usaha juga menggembirakan: KUR sebesar Rp11,55 triliun dan UMi sebesar Rp349,09 miliar.
Pemerintah terus mengelola APBN secara hati-hati namun ekspansif untuk menjaga pertumbuhan dan melindungi masyarakat dari gejolak global.
Pewarta: Halimah Kurnia Sari |
Kontributor Foto: Bayu Rahmat D |
Editor: Uswah Hasanah |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 8 kali dilihat