Liaison Officer terpilih dalam Annual Meeting IMF/World Bank Group 2018

Oleh: Kadek Rama Maheswara Putra, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Suatu kehormatan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi bidang ekonomi terbesar di dunia yaitu Annual Meeting IMF/World Bank Group 2018 (selanjutnya disebut sebagai AM 2018). Dengan melibatkan lebih dari 15.000 peserta, membuat Indonesia akan menjadi perhatian dunia. Menjadi tuan rumah beberapa ajang internasional seperti APEC, World Culture Forum, Miss World, Bali Democracy Forum, dan event lainnya, termasuk saat ini AM 2018, merupakan sebuah tantangan yang sangat besar bagi negara yang berkesempatan menjadi penyelenggara. Bagaimana tidak? Hal ini menyangkut citra negara di mata dunia. Dengan mengunjungi negara Indonesia, maka setiap pasang mata asing yang hadir akan melihat secara detail kondisi dan kenyataan negara Indonesia yang sesungguhnya, bebas dari intervensi media dan opini publik yang terbentuk dari berbagai platform.

Delegasi yang akan hadir pada tanggal 8–14 Oktober 2018 nanti adalah Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 Negara anggota IMF/WBG, atau dengan kata lain, mereka adalah tamu VIP yang tentu harus diperlakukan dengan standar VIP juga. Selain itu, yang juga akan hadir adalah CEO industri keuangan, akademisi terkemuka, lembaga internasional, LSM, parlemen, media, dll. Dalam ajang AM 2018 ini, para delegasi akan membahas sejumlah agenda penting terkait dengan perkembangan ekonomi, serta isu-isu yang saat ini sedang hangat diperbincangkan seperti perubahan iklim, stabilitas keuangan global, outlook ekonomi global, kemiskinan, pembangunan, lapangan kerja, dan isu lainnya.

Salah satu profesi yang nantinya akan berperan penting dalam perhelatan AM 2018 adalah Liaison Officer (LO). Mungkin masih banyak yang belum memahami tugas detail dari seorang LO (petugas penghubung). Seluruh delegasi VIP yang hadir saat AM 2018 berlangsung akan didampingi oleh 1 orang LO. Pada dasarnya tugas utama seorang LO adalah memberikan dukungan layanan bagi tamu VIP untuk memastikan nyaman, aman, terbantu, dan lancar dalam menjalankan agenda kegiatannya selama rangkaian AM 2018.

Apakah menjadi LO itu mudah? berikut adalah beberapa tahapan untuk menjadi LO AM 2018

Tahap-tahap menjadi LO AM 2018

Seleksi Administrasi

Ada dua jalur penerimaan LO yaitu melalui institusi dan jalur umum. Khusus untuk institusi yang ditunjuk, salah satunya Kementerian Keuangan, tahap seleksi diawali dengan tahap pengajuan calon LO oleh pejabat setingkat eselon 3 di lingkungan Kementerian Keuangan. Selain pegawai Kementerian keuangan, terdapat beberapa pegawai institusi lain yang juga berkesempatan untuk menjadi LO AM 2018 yaitu Bank Indonesia dan Kementerian Luar Negeri. Untuk peserta seleksi jalur umum/non lembaga, setiap orang di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk ambil bagian. Rekrutmen ini telah diumumkan melalui situs web resmi AM 2018. Pada tahap seleksi administrasi ini, setiap calon LO harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a)      Pria atau wanita usia 20 – 32 tahun

b)      Kemampuan bahasa Inggris (skor minimal TOEFL ITP/PBT 550 atau TOEFL IBT 79 atau IELTS 6.5 dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku)

c)       Memiliki kemampuan bahasa asing lain

d)      Berpengalaman dalam penyelenggaraan event/pertemuan internasional

e)      Melengkapi formulir aplikasi online

f)       Membuat essay satu halaman atau video singkat (maksimal 2 menit)

Jika telah memenuhi syarat di atas, kemudian diumumkan calon LO yang berhak untuk mengikuti seleksi selanjutnya yaitu Wawancara.

Seleksi Wawancara

Seleksi ini lebih menekankan pada kapasitas calon LO dalam menghadapi permasalahan di lapangan (problem solving) yang kemungkinan terjadi selama bertugas. Selain itu beberapa pengalaman organisasi calon LO yang tercantum dalam curriculum vitae masing-masing juga dibahas mendalam. Saat seleksi ini setiap calon LO diwawancara sekitar 45 – 90 menit. Tentu bukan merupakan waktu yang sebentar karena sepertinya pewawancara ingin mengetahui lebih detail terkait pengalaman berorganisasi termasuk management skill dan juga leadership dari setiap calon LO. Pada tahap ini wawancara dilakukan dalam bahasa inggris, namun jika peserta lebih nyaman berbahasa Indonesia, pihak pewawancara pun tidak mempermasalahkan.

Asesmen Personil oleh BAIS TNI

Asesmen personil ini merupakan tahap yang terbilang susah, karena ternyata Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS TNI) yang melakukan wawancara terhadap seluruh LO, menanyakan beberapa hal terkait tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Pengetahuan calon LO atas segala hal terkait dengan negara Indonesia sangatlah diuji. Pada tahap ini, BAIS TNI akan memberikan penilaian “Ya” atau “Tidak” untuk menjadi LO dan menginisiasi setiap calon LO mengenai betapa pentingnya AM 2018 ini dalam rangka meningkatkan citra Indonesia dimata dunia. Kesuksesan dan kegagalan berada di titik tengah dan seluruh elemen yang bekerja menyelenggarakan acara ini wajib bekerja bersama agar seluruh rencana berjalan lancar. Selain saat wawancara, ternyata juga terdapat pengecekan latar belakang keluarga dan kerabat dari calon LO sesuai dengan catatan yang dimiliki BAIS. Yang menjadi fokus utama adalah nasionalisme dari calon LO dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia. Intinya NKRI harga mati.

Pengumuman Hasil Rekrutmen

Jika menurut hasil interview BAIS TNI merekomendasikan calon LO dan panitia berdasarkan nilai wawancara menyatakan lulus, panitia menerbitkan surat ketetapan LO untuk kemudian akan mengikuti pelatihan menjadi LO. Jumlah LO yang akan bertugas adalah kurang lebih 420 orang.

Pelatihan dan Pembekalan

Pelatihan dan pembekalan dilaksanakan di dua tempat yaitu di Jakarta bagi seluruh LO terpilih yang berasal dari wilayah Jakarta dan Bali bagi seluruh lulusan LO berasal dari Bali dan Indonesia bagian timur. Tahap ini merupakan tahap yang paling menyenangkan, karena kita bisa bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang. Ada yang telah bekerja menjadi pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan, pegawai Bank Indonesia, bahkan banyak juga mahasiswa dan fresh graduate yang ikut ambil bagian dalam pertemuan tahunan ini. Seluruhnya menjadi satu tim tanpa membedakan lagi dari institusi mana berasal. Beberapa materi yang menarik yang didapatkan selama pendidikan dan pelatihan adalah

·         Introduction to Annual Meetings IMF and World Bank Group 2018

·         Information guide of AM 2018

·         Dukungan layanan LO

·         Hubungan kerjasama Indonesia dan IMF

·         Hubungan Kerjasama Indonesia dan World Bank

·         Wawasan kebangsaan

·         Tangap bencana alam

·         Pelatihan kepribadian oleh salah satu perusahaan ternama yang bergerak dibidang pengembangan kepribadian.

·         Dan materi lainnya.

Distribusi Penugasan LO

Setelah melalui tahap pembekalan kemudian setiap LO akan ditugaskan untuk menjadi pendamping dari Menteri atau Gubernur Bank Sentral sebuah negara. Setelah memperoleh penugasan tentu tugas baru akan dimulai. Yang jelas LO harus mengetahui hal-hal yang wajib diketahui secara umum dari delegasi negara yang bersangkutan, seperti tata cara menyapa, bersalaman, termasuk juga mempelajari bahasa dan selera makanan di negara mereka. Karena hal tersebut juga nantinya akan menyangkut kenyamanan delegasi selama berada di Indonesia.

Orang Terdekat dengan Menteri / Gubernur Bank Sentral negara anggota IMF/WBG

Sebagai petugas yang menjadi penghubung antara pemerintah Indonesia dan delegasi negara anggota IMF/World Bank Group bukan merupakan tugas yang mudah, ditambah lagi LO pendamping Menteri atau Gubernur Bank Sentral. Dengan adanya kemungkinan-kemungkinan lainnya seperti menanyakan tempat wisata terkenal, pertanyaan seputar rekomendasi restaurant, dan beberapa atraksi wisata yang menarik, membuat setiap LO wajib mengetahui apa yang perlu dilihat dan dirasakan di pulau Bali. Pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan dan isu terkini pun perlu untuk ditingkatkan, karena dapat dipastikan setiap delegasi pasti akan menanyakan berbagai hal tentang Indonesia, seperti situasi ekonomi, politik, dan sosial budaya. Selain memiliki kemampuan mengetahui wilayah pulau Bali dan budaya Indonesia secara umum, seorang LO juga wajib melakukan penelitian mendalam terkait budaya dari delegasi yang didampinginya. Hal kecil seperti mengetahui bahasa asing selain bahasa inggris yang digunakan delegasi tertentu, pasti akan menjadi nilai lebih dan meningkatkan hubungan personal antara LO dan delegasi. Lebih jauh lagi, bahkan akan meningkatkan hubungan antarnegara kearah yang lebih baik, mengingat, LO merupakan orang terdekat dengan delegasi dan menjadi representasi dari negara Indonesia secara keseluruhan.(*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.