
“Kalian mungkin sekarang masih merupakan siswa SMA yang saat ini belum berada pada usia produktif. Namun, kalian nanti di tahun 2045 merupakan calon generasi emas. Generasi yang akan mendominasi jumlah penduduk Indonesia dan menjadi bagian pembayar pajak terbanyak,” kata Staf Penyuluh KP2KP Tamiang Layang Pradipta Bagas kepada empat puluh siswa peserta kegiatan Pajak Bertutur 2022 yang diselenggarakan di SMA Negeri 1 Benua Lima, Barito Timur (Kamis, 18/8).
Kegiatan tersebut merupakan program tahunan yang disenggarakan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan secara serentak di seluruh Indonesia untuk memberikan pengenalan pajak sejak dini bagi anak usia sekolah.
Kegiatan Pajak Bertutur 2022 kali ini mengangkat tema “Generasi Muda Sadar Pajak Berkreasi Membangun Negeri”. Dalam paparannya, Pradipta Bagas menyinggung bahwa kemampuan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian di lingkup global seperti pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir tak lepas dari performa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang prima. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester 1 2022 yang tumbuh mencapai 5,23%. “Salah satu pengaruhnya adalah, pemerintah dapat memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi,” ucap Bagas.
Selain itu, Bagas juga menyampaikan bahwa dalam APBN, pajak memegang peranan penting, layaknya air pada tubuh manusia. Pajak memegang tujuh puluh persen komposisi pendapatan pada APBN, yang akan digunakan untuk berbagai macam hal, seperti pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan lain-lain. Namun, mencapai target penerimaan pajak yang optimal bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesadaran untuk taat pajak di masyarakat masih belum mencapai level yang diinginkan. Jika penerimaan pajak tidak optimal, maka pembangunan berbagai aspek di Indonesia tidak akan berjalan dengan baik.
Pada akhir materi, Bagas mengajak para siswa untuk ikut serta dalam usaha pembangunan, meskipun saat ini para siswa belum bisa membayar pajak. Bagas menyebutkan ada setidaknya lima hal yang bisa dilakukan siswa, yaitu disiplin mengikuti upacara, mematuhi tata tertib sekolah, menjaga nama baik diri sendiri dan sekolah, giat belajar, dan berlomba-lomba meraih prestasi. “Selain lima hal itu, jangan lupa untuk selalu katakan tidak untuk vandalisme, hoax, narkoba, dan tindak kriminal,” pungkas Bagas.
Salah satu peserta, Erik, mengatakan bahwa kegiatan Pajak Bertutur kali ini memberikan pandangan baru bagi dirinya. Ia mengatakan sebelumnya kurang mengetahui fungsi pajak dalam banyak hal. “Sekarang saya tahu bawa pajak yang orang tua saya bayar berujung pada pendidikan yang saya terima,” ucap Erik.
Pewarta: Iqbal Rully Wibowo |
Kontributor Foto: Yoshua Clinton Hamonangan Pandiangan |
Editor: Safira Luthfiarizka Sejati |
- 15 views