Banjarmasin, 20 Agustus 2024 – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng) bersama perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Selatan, Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kalselteng kembali menggelar Publikasi Assets and Liabilities Committee (ALCo) Regional Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Selatan, Banjarmasin. Publikasi ALCo yang diselenggarakan setiap bulan ini bertujuan memublikasikan kinerja fiskal dan ekonomi pembangunan di Kalimantan Selatan. Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, local expert Kalimantan Selatan, perwakilan instansi pemerintah, serta awak media di wilayah Kota Banjarmasin.
Perekonomian Kalsel: Neraca Perdagangan Internasional Terkontraksi Perlu Waspada
Kondisi perekonomian Kalsel hingga bulan Juli 2024 masih kuat walaupun harus menghadapi berbagai tekanan ekonomi. Aktivitas dan mobilitas masyarakat di Bulan Juli ini setelah liburan sekolah kembali ke kondisi normal. Beberapa sektor seperti pariwisata mengalami penurunan tetapi sektor lain seperti pendidikan dan kegiatan yang berkaitan dengan tahun ajaran baru mengalami peningkatan. Sedangkan dari sisi belanja pemerintah, Bulan Juli 2024 yang merupakan periode awal semester II 2024 ini, pemerintah melanjutkan pengeluaran atau belanja untuk proyek-proyek infrastruktur dan program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Indikator-indikator yang menunjukkan keadaan perekonomian Kalimantan Selatan yang masih positif tersebut antara lain:
- Tingkat inflasi Juli 2024 masih terkendali dan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,44% (mtm) atau mengalami mengalami inflasi sebesar 1,85%(yoy), lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 2,13% (yoy). Dari lima daerah di Kalsel yang menjadi sampel pengukuran, tingkat inflasi tertinggi pada Kota Banjarmasin sebesar 2,38% (yoy). Penyumbang inflasi di Kalsel antara lain emas perhiasan, gula pasir, tarif parkir, dan ikan haruan (gabus).
- Neraca perdagangan kembali mengalami surplus di Bulan Juli 2024, tetapi tercatat mengalami kontraksi -70,90% dibandingkan Juli 2023. Perlambatan neraca perdagangan juga terjadi secara month-to-month sebesar -66,54% dari US$890,04 juta di bulan Juni menjadi US$297,78 juta di bulan Juli. Penurunan ini masih dipicu oleh turunnya nilai ekspor akibat harga batu bara yang terkontraksi dari tahun 2023.
Kinerja APBN s.d. Bulan Juli 2024
Pendapatan APBN hingga Juli 2024 telah terealisasi sebesar Rp8,38 triliun atau 36,23% dari target. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2023, kinerja pendapatan APBN terkontraksi 18,07%. Kontraksi ini terus menurun jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, dan ditargetkan sampai dengan akhir tahun target penerimaan negara dapat tercapai. Walaupun secara total penerimaan negara mengalami kontraksi, di sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menunjukkan angka pertumbuhan positif yaitu 14,72% dengan realisasi sebesar Rp1,06 triliun. Dari sisi belanja negara, realisasi total belanja negara sebesar Rp21,38 triliun atau 55,37% dari pagu. Capaian ini meningkat 25,17% dibandingkan tahun lalu. Realisasi Belanja untuk Bulan Juli 2024 terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp4,95 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp16,43 triliun.
Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara adalah sebagai berikut: Kanwil DJP Kalimantan Selatan dan Tengah mencatat realisasi penerimaan pajak dalam negeri mencapai Rp10,66 triliun atau 49,68% dari target, terkontraksi sebesar 19,54% (yoy). Kontribusi terbesar berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp6,32 triliun, kemudian PPN memberikan kontribusi sebesar Rp3,69 triliun. Tiga sektor yang memberikan kontribusi penerimaan perpajakan terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 32,9%, kemudian sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 18,9% serta pengangkutan dan pergudangan sebesar 16,7%. Secara kumulatif, mayoritas sektor utama masih tumbuh positif sampai dengan bulan Juli 2024, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Perdagangan Besar, Sektor Pertanian, Sektor Aktivitas Penyewaan dan Sektor Konstruksi yang mengalami kontraksi.
Kinerja penerimaan negara yang dipungut oleh Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Selatan sampai dengan Juli 2024 sebesar Rp5,02 triliun, yang terdiri dari penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp187,67 miliar dan Penerimaan lainnya sebesar Rp4,83 triliun. Tantangan yang dihadapi terkait penerimaan yang dipungut oleh Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Selatan adalah penurunan harga ekspor komoditas batubara, Crude Palm Oil (CPO), dan turunannya.
Selanjutnya pada sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi penerimaannya telah mencapai Rp1,06 triliun atau 85,71% dari target, tumbuh 14,72% (yoy). Capaian ini berasal dari PNBP BLU (21,1%) dan PNBP Lainnya (78,9%). PNBP Lainnya salah satunya berasal dari PNBP yang dipungut DJKN yaitu PNBP aset, piutang negara, dan bea lelang.

- 37 views