Tenaga Penyuluh: Sang Merpati Pembawa Pesan

Oleh: Yogian Akbar Adiluhung Riyanto, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Prestasi adalah pengabdian. Dalam upaya mempertahankan prestasi sebagai Kantor Wilayah DJP Terbaik Tahun 2018, Kanwil DJP Jawa Timur II berusaha melakukan perbaikan dan penyempurnaan di segala lini. Mulai dari hierarki tertinggi sampai dengan level akar rumput yang bersinggungan langsung dengan wajib pajak sebagai mitra kerja. Peningkatan kualitas penyampaian informasi dan pelayanan kepada wajib pajak sangat mempengaruhi tingkat pemahaman wajib pajak atas hak dan kewajiban perpajakannya yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kepatuhan wajib pajak serta peningkatan penerimaan negara sebagai sumber daya pembangunan.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pada tanggal 23-24 Juli 2018 Kanwil DJP Jawa Timur II mengadakan kegiatan dengan tema “Peningkatan Kompetensi Tenaga Penyuluh Berbasis Hypnotherapy dan Powerful Point Tahun 2018 “. Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kepala KP2KP, Pelaksana Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, serta Pelaksana KP2KP dalam lingkup Kanwil DJP Jawa Timur II. Kegiatan dibagi menjadi dua hari, di mana pada hari pertama peserta mempelajari hypnotherapy dan praktek bagaimana melakukan komunikasi publik dengan baik dan benar, sementara pada hari kedua peserta belajar bagaimana mempersiapkan dan membuat bahan presentasi yang singkat, padan, namun tetap komunikatif menggunakan aplikasi microsoft powerpoint.
Mengawali kegiatan dimulai dengan pesan dan arahan dari Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas) Kanwil DJP Jawa Timur II Ibu Nyoman Ayu Ningsih. Ibu Nyoman mengingatkan untuk selalu menjaga diri dari godaan sebagai pegawai pajak, terus menyemangati semua pegawai untuk mempertahankan kinerja yang sudah baik ini, dan banyak lagi. Prestasi itu tidak akan datang kalau kita tidak ada niat untuk berkontribusi. Dengan segala fasliltas yang telah kita nikmati, kita harus siap mengabdi kepada negara. Inovasi juga harus selalu dilakukan, contohnya adalah aplikasi Help Mi, membuat Konten Berita, Tax Center, dan Akun Youtube Ciber sebagai sarana berbagi informasi.
Ibu Nyoman juga flashback ketika Oktober 2017, Kanwil DJP Jawa Timur II baru membuat enam konten. Namun dengan waktu dua bulan tersisa kita bias mengejar ketertinggalan jumlah konten berita dan pada akhirnya menjadi juara. Apakah itu bukan suatu prestasi? Vlog Ciber juga yang awalnya diragukan, yang dianggap sebagai hal yang sederhana, asalkan dilakukan terus-menerus pasti akan bermanfaat. Ibu Nyoman juga mengingatkan bahwa Bapak Presiden Joko Widodo saja sudah ikut turun tangan dengan mengesahkan Tarif Pajak UMKM yang baru sebesar 0.5% sehingga kita sebagai bawahan harus melakukan dengan cara yang lebih masif.
Pembicara hari pertama adalah Bapak Yohanes Supriyanto dari Balai Diklat Kepemimpinan Magelang dengan tema Hyphotherapy. Peserta diajari cara berbicara dengan wajib pajak sekaligus mempengaruhi alam bawah sadarnya. Beberapa topik yang dibahas antara lain adalah Bagaimana cara menanamkan pengaruh kepada orang lain, yaitu dengan senyuman, salam, sapaan, kekuatan, serta hadiah. Beberapa langkah berkomunikasi secara bawah sadar kepada wajib pajak dimulai dengan membuat kesan, kemudian memberikan pendekatan yang sewajarnya, lalu mengubah suasana hati wajib pajak, tangkap proyeksi pikiran bawah sadarnya, dan yang terakhir gerakkan dengan keyakinan.
Memberikan kesan kepada wajib pajak ada tiga macam yaitu secara visual, secara auditorial, serta secara kinestetik. Kesan visual misalnya dengan senyuman, kontak mata, dan Bahasa tubuh lainnya. Kesan auditorial misalnya dengan nada suara, volume suara, kecepatan berbicara, penekanan, serta nada bicara. Kesan kinestetik misalnya dengan jabat tangan dan tepukan di pundak wajib pajak sebagai tanda keakraban. Menggunakan kalimat manipulatif ketika berhadapan dengan waib pajak untuk mempengaruhi alam bawah sadarnya juga diajarkan Bapak Yohanes kepada para peserta sebagai bekal melaksanakan penyuluhan dan konsultasi.
Hari kedua diawali dengan paparan tentang integritas oleh Ibu Nyoman Ayu Ningsih selaku Duta Transformasi Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018. Sesi selanjutnya dengan materi powerful point diisi oleh Bapak Andika Bibing Purwanto dari Bidang P2 Humas Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Banyak tips yang dibagikan kepada peserta, misalnya dalam membuat slide, pastikan bahwa kita jauh lebih memahami slide daripada slide nya sendiri. Ada banyak kesalahan mendasar dalam membuat sajian presentasi powerpoint yang sering dilakukan.
Pertama, syndrome slidument, di mana terlalu banyak teks di dalam satu salindia sehingga membuat tampilan salindia menjadi tidak menarik dan terlihat membosankan. Kedua, bullet minded, yaitu terlalu banyak poin-poin yang disampaikan di dalam satu salindia sehingga membuat pemirsa tidak tahu suatu poin yang menjadi fokus bahasan. Ketiga, bagai rumah susun, artinya poin-poin dalam salindia disusun secara tidak sistematis. Keempat, bagai pelangi, di mana membuat salindia penuh warna-warni namun tanpa makna. Tidak memperindah malah membuat salindia menjadi berantakan. Kelima, bagai pasar malam, jika dalam salindia terlalu banyak objek dan garis sehingga terlihat ramai dan ruwet, membuat pemirsa presentasi malah menjadi pusing. Keenam, kecanduan built-in template, yaitu ketika selalu menggunakan template yang telah disediakan oleh Microsoft powerpoint dan tidak berusaha membuat salindia sendiri. Tidak salah memang menggunakan template yang telah disediakan, namun bila membuat presentasi untuk kepentingan kantor lebih baik menggunakan template institusi. Kesalahan terakhir dalam membuat presentasi adalah takut menambah jumlah salindia. Kebanyakan orang takut menambah jumlah salindia dan memaksakan banyak poin penting di dalam satu salindia yang akibatnya membuat tampilan salindia menjadi tidak rapi dan terstruktur. Karena idealnya satu salindia hanya memuat satu poin penting.
Selain materi teknis, disampaikan juga tips-tips membuat salindia yang mampu meningkatkan perhatian wajib pajak. Misalnya di salindia pertama sebuah presentasi, berikan ucapan terima kasih kepada wajib pajak dan berikan alasan pentingnya membayar pajak agar wajib pajak mengalami kegelisahan positif untuk merasa ikut serta bertanggungjawab atas negara dengan membayar pajak. Dalam membuat salindia, kita harus berpikir layaknya desainer.
Pertama, selalu simple. Satu salindia terdiri dari satu poin atau satu gagasan. Tunjukkan saja poinnya, biar pemateri yang menjelaskan. Kedua, gunakan kekuatan visual. Cari gambar ilustrasi visual yang mendukung materi yang sedang disampaikan. Ketiga, percantik dengan proximity dan alignment. Setiap komponen dalam salindia harus menyatu dan selaras. Keempat, beri penekanan pada bagian yang penting. Kelima, tidak salah menyisakan ruang kosong. Jangan mempunyai anggapan setiap salindia dalam presentasi harus penuh. Keenam, bermain dengan layers (lapisan). Setiap komponen dalam salindia harus ditentukan mana yang di sebelah belakang dan mana yang di sebelah depan. Ketujuh, gunakan animasi jika memang perlu memperkuat alur atau pesan dan jangan menggunakan aplikasi untuk setiap slide. Kedelapan, gunakan konsistensi font untuk membangun kesatuan.
Secara keseluruhan materi yang disampaikan dalam dua hari pelatihan sangat berguna untuk meningkatkan kompetensi tenaga penyuluh. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan para tenaga penyuluh menjadi lebih siap untuk menyiapkan materi presentasi dan lebih memahami teknik komunikasi publik sehingga pesan akan lebih tersampaikan kepada wajib pajak. Cara penyampaian yang baik akan membuat wajib pajak menjadi lebih nyaman dalam memahami pentingnya pajak dan secara bawah sadar akan mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Selamat bekerja untuk para petugas penyuluhan di Kanwil DJP Jawa Timur II. Sampai jumpa lagi di pelatihan tenaga penyuluh berikutnya. JATIM II, HAK E !!(*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
- 154 views