Pembiayaan Rumah Murah Adopsi KUR

Fri, 05 Aug 2011
JAKARTA - Pemerintah akan mengadopsi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam membeli rumah murah. Saat ini, pemerintah sedang mengkaji peraturan pembiayaan rumah.
Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengharapkan peraturan pembiayaan rumah murah telah terbit pada kuartal ED-2O11. "Dengan berpedoman pada penyaluran KUR, kami akan memodifikasi pembiayaan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ungkap Deputi Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo di Jakarta, baru-baru ini.
Pembelian rumah murah nantinya tanpa uqng muka. Sebab, uang muka menjadi kendala masyarakat berpenghasilan rendah untuk membeli rumah. "Selain membebaskan uang muka, kami akan mematok tingkat bunganya berkisar 5-6% atau setara dengan cicilan Rp 200.000 per bulan selama masa tenor," tambahnya.
Pembelian rumah murah tanpa uang muka ini, menurut dia, membutuhkan pembahasan lebih lanjut dengan Bank Indonesia, karena terkait risiko yang harus diemban perbankan. "Apakah ini nanti memengaruhi ATMR perbankan atau tidak. Nah, ini yang masih harus dibicarakan, sehingga perbankan bersedia menyalurkan kredit kepada masyarakat bawah, jelas dia.
Kementerian Perumahan Rakyat dengan Kementerian Keuangan juga sedang mematangkan kebijakan ini, termasuk penentuan dana yang berasal dari anggaran pendapatan dan belan-ja negara (APBN). Adapun, pematangan penyaluran bantuan untuk rumah murah perlu dikaitkan dengan PT Jamkrindo dan PT Askrindo, selaku penjamin KUR
"Nantinya ada peraturan menteri yang mengatur pembiayaan rumah murah. Saat ini, tengah dimatangkan dan semoga kuartal ID-2011 rampung dan kuartal selanjutnya sudah bisa diserap," papar Sri.
Libatkan Daerah
Guna menjamin pembiayaan rumah sejahtera murah tepat sasaran, menurut dia, pemerintah akan berpedoman pada persyaratan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Masyarakat yang ingin mendapatkan dana bantuan kepemilikan rumah murah harus memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan memiliki penghasilan maksimal Rp 2 juta per bulan.
Tetapi kami masih memikirkan bagaimana menentukan ketepatan sasarannya, sehingga dana ini tidak jatuh ke tangan yang salah. Untuk itu, kami akan melibatkan pemerintah daerah yang mengetahui masyarakatnya. Kami juga minta agar perbankan ikut menyeleksinya, seperti yang diatur dalam FLPP," ujar Sri.
Terkait penyaluran FLPP, Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Evi Fir-mansyah menyebutkan, pembiayaan perumahan ini sudah berjalan normal, setelah sempat terkendala dalam proses administrasi debitur pada awal diberlakukan akhir tahun lalu.
Sepanjang kuartal 1-2011, BTN telah menyalurkan dana FLPP untuk 18.700 unit rumah dengan nilai Rp 1 triliun, dan di kuartal II diperkirakan dapat mencapai Rp 2 biliun.
"Sejak April lalu penyaluran semakin baik dan nilainya sampai akhir kuartal kedua ini kemungkinan mencapai Rp 2 triliun. Awal Juni ini, Bank BTN akan mendapatkan kucuran anggaran baru untuk FLPP dari pemerintah sekitar Rp 3,1 triliun lagi," ungkapnya.
Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa sebelumnya mengungkapkan, kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat mencapai 13,6 juta. Salah satu upaya pemerintah mengurangi backlog dengan membangun rumah murah dan supermurah sebanyak 1 juta unit Pembangunan rumah murah akan dilakukan secara bertahap hingga 2014.
Guna mendorong pembangunan rumah murah dan supermurah, Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung menjelaskan, pendanaannya lewat kredit pemilikan rumah (KPR) menggunakan program FLPP. Peraturan menteri perumahan (permenpera) tentang hal itu sedang disiapkan. Pemerintah menargetkan dapat membangun sekitar 50 ribu unit rumah murah seharga Rp 20-25 juta per unit tahun ini. Sedangkan tahun depan diperkirakan sekitar 62500 unit
Program rumah murah, menu-tur dia, akan dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, di antaranya melibatkan pengembang, pemda, dan perusahaan negara. Dengan melibatkan pengembang seperti Real Estat Indonesia (REI) dan Apersi di seluruh Indonesia.
Oleh Eko Adityo Nugroho
Sumber: Investor Daily Indonesia
- 221 views