Ketika Katak Gagal Move On

Oleh: Lindarto Akhir Asmoro, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Ada sebuah video dimana ada seekor katak yang dimasukkan kedalam air panas yang mendidih. Apa yang akan dilakukan sang katak? Sang katak melompat setelah menyentuh sedikit air panas tersebut. Selanjutnya katak dimasukkan kedalam sebuah panci berisi air biasa, lalu kompor dinyalakan semakin lama air semakin panas, pada suhu 30 derajat celcius katak tidak merasakan panas, ia tetap ada di dalam air yang dipanaskan tersebut. Panci terus dipanaskan sampai suhu 30,50,60 sampai dengan 90 derajat celcius katak masih bergeming tinggal di dalam panci. Air terus dipanaskan hingga 100 derajat celcius dan akhirnya katak pun mati terebus air panas.
Dari video diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa katak memeiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan disekitarnya. Katak mampu menyesuaikan dengan suhu air yang sedikit demi sedikit menjadi panas, tetapi katak terlambat untuk menyadari bahwa suhu air sudah sangat panas dan di luar kemampuan katak untuk bertahan dalam lingkungan air tersebut, sehingga ia mati menjadi katak rebus. Hal ini juga sama dengan manusia, manusia dengan perubahan kondisi lingkungan yang bertahap, tetapi jika manusia tidak mau seperti katak yang terus berada di zona nyaman tanpa sadar lingkungan telah banyak berubah maka ia akan mati juga. Manusia harus mampu berubah sebelum lingkungan membunuhnya.
Seiring dengan hentak geraknya waktu, zaman sudah mulai berubah. Dulu apabila kita lapar, kita harus keluar rumah untuk membeli makanan. Tetapi sekarang apabila kita lapar kita tinggal buka telpon seluler pesan lewat aplikasi maka makanan akan datang. Sekarang era mileneal yang kemana mana tidak bias lepas dengan telepon seluler, sangat jauh berbeda dengan dengan sepuluh tahun terakhir dimana telepon hanya sebatas alat komunikasi. Sebagaimana katak, manusia harus selalu berubah agar tetap bertahan hidup dengan segala perubahan lingkungan di sekitarnya agar tidak terlambat keluar dari zona nyaman yang telah biasa manusia rasakan.
Direktorat Jenderal Pajak sebagai Institusi Terbaik di negeri ini turut berubah, mereformasi diri untuk menghadapi perubahan masa yang semakin maju. Hal ini ditandai dengan kick off tim Reformasi Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak pada 28 Juni 2018 oleh Dirjen Pajak Robert Pakpahan di Jakarta. Pembentukan Tim Reformasi Pajak ini dimaksudkan untuk melakukan pembenahan organisasi, pembenahan dan peningkatan sumbar daya manusia, pembenahan proses bisnis menjadi yang sesuai dengan stakeholder internal dan eksternal, peningkatan penggunaan ternologi dan informasi serta perbaikan basis data di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Reformasi perpajakan memiliki tujuan untuk membuat Institusi Perpajakan menjadi Kuat,kredibel dan akuntabel sehingga mampu mencapai penerimaan perjakan secara optimal.
Dengan adanya Reformasi Perpajakan ini Direktorat Jenderal Pajak berusaha menyesuaiakan proses bisnisnya mengikuti perkembangan masyarakat dan teknologi, sehingga tidak terjadi perbedaan antara kegiatan usaha wajib pajak dan regulasi proses bisnis yang mengatur kegiatan usaha wajib pajak. Hal lain yang diperoleh masyarakat dari kegiatan reformasi perpajakan adalah keandalan dan kemudahan akses wajib pajak terhadap data perpajakanya. Dengan adanya Taxpayers Accounting Application, wajib pajak dapat mengetahui status pembayaran, denda, pembuatan billing, status pembayaran, dan pemenuhan kewajiban perpajaknya dengan sangat mudah melaui telepon seluler di rumah masing masing. Pajak ada di dalam genggaman kita.
Segala sesuatu haruslah berubah, sebagai contoh ketika suatu kapal telah bocor apa yang harus dilakukan anak buah kapal? APABILA LINGKUNGAN SUDAH BERUBAH DRASTIS, MAU TIDAK MAU KITA HARUS SEGERA BERUBAH.(*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja.
- 278 views