Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mamuju melalui Paguyuban 814 menyalurkan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala (Selasa, 2/10). Bantuan ini disalurkan oleh tim relawan yang dibentuk KPP Pratama Mamuju. Tim ini beranggotakan 8 (delapan) orang pegawai dan dipimpin langsung oleh Kepala KPP Pratama Mamuju, Hadinengrat Nusantoro MP serta Kepala Seks Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Mamuju, Kusnanto. Perjalanan ini dilakukan melalui jalur darat sejauh lebih dari 370 km dengan waktu tempuh hingga 9 jam. Tim ini singgah di Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pasangkayu guna bersama–sama dengan pegawai KP2KP Pasangkayu menuju lokasi penyaluran bantuan.

Rombongan berangkat dari Gedung Keuangan Negara Mamuju Selasa pagi dengan membawa berbagai macam keperluan korban bencana gempa dan tsunami berupa kebutuhan makanan dan non-makanan. Kebutuhan makanan seperti susu cair, sari kacang hijau, makanan bayi, sarden kaleng, mie instans, beras, dan sosis siap santap, serta jajanan snack lainnya. Sementara kebutuhan non-makanan seperti: selimut, terpal, masker, sarung tangan karet, kain kafan, kasur lipat, diapers (popok bayi), pembalut wanita, tali, sarung pria, tissue basah, pakaian dalam pria dan wanita, serta popok dewasa. “Bantuan yang diberikan saat ini masih merupakan wujud spontanitas sumbangan dari para pegawai KPP Pratama Mamuju.” kata Hasnan Iskandar, Ketua Paguyuban 814. Seluruh barang tersebut diserahkan di posko pengungsi Kuburan Cina dan diterima langsung oleh Ibu Reni Lurah Boya Kecamatan Donggala.

 Sementara itu Hadinengrat dalam sambutannya sesaat sebelum berangkat dari Loby Gedung Keuangan Negara (GKN) Mamuju mengajak para pegawai KPP Pratama Mamuju untuk meluruskan niat dalam membantu para korban gempa dan tsunami ini adalah semata-mata mencari keridhoan dari Allah SWT.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa gempa bumi dengan kekuatan magnitude sebesar 7,4 SR disusul dengan gelombang tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala yang terjadi pada hari Jumat, 28 September 2018 yang lalu mengakibatkan jumlah korban tewas setidaknya sudah mencapai 1.374 jiwa dan mengakibatkan puluhan ribu lainnya mengungsi dan membutuhkan sandang dan pangan.